PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipid merupakan gudang energi, tidak
larut dalam air dan dapat diekstraksi dari komponen sel lainnya dengan pelarut
organik seperti hidrokarbon dan karbon tetraklorida (Poedjiadi, 2009).
Senyawa organik lipid adalah senyawa
yang heterogen dari jaringan. Golongan Lipid adalah segolongan besar senyawa
tak larut di dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam
pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang
heterogen dari jaringan. Sifat ini yang membedakan dengan karbohidrat, protein,
asam nukleat dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Lipid dapat diperoleh dari
hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstrasi menggunakan alkohol panas, eter dan
pelarut lemak yang lainnya. Macam senyawa itu kuantitasnya yang diperoleh dari
ekstraksi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang dapat
digunakan (Rosita, 2003).
Senyawa-senyawa
yang termasuk dalam lipid terbagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara
yang digunakan untuk penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga
golongan besar yaitu (Choke,
2009) :
1.
Lipid sederhana yaitu eter, asam
lemak dan berbagi alkohol. Misalnya pada lilin dan gliserol.
2.
Lipid gabungan yaitu eter, asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan misalnya fosfolipid.
3.
Derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses
hidrolisis. Misalnya lemak dan gliserol.
4.
Penggolongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya
yaitu :
a.
asam lemak
b.
lemak
c.
lilin
d.
fosfolipid
e.
sfingolipid
f.
Terpen
g.
Steroid
h.
lipid kompleks (Poedjiadi, 2009).
Proses
biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda
dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan
kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak
tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena
tidak memiliki enzim untuk
menghasilkannya (Suci, 2011).
Lemak dapat dibagi menjadi gliserin
dan asam lemak, campuran yang dihasilkan mengandung tiga molekul asam lemak
untuk setiap molekul gliserin. Karena itu proporsi asam untuk gliserin, senyawa
kimia yang ditemukan dalam lemak sebelum split diketahui kimia sebagai
triglycerids. Karena ada sejumlah asam lemak yang berbeda yang terjadi dalam
lemak alam, banyak perbedaan yang sangat triglycerids ditemui di alam. Ini diberi
nama sesuai dengan asam lemak atau asam yang dikandungnya. Asam lemak
merupakan asam lemah, dan dalam
air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27°
Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga
semakin sukar larut. Minyak tanah dan minyak pelumas adalah derivat dari minyak
residu dan batu bara yang berisikan karbon dan nitrogen. Minyak bisa sampai ke
perairan sebagai limbah. Sebagian besar lemak mengapung di dalam air limbah,
akan tetapi ada juga yang mengendap terbawa oleh lumpur (Salirawati et al., 2007).
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil
(tidak mudah bereaksi) dari pada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak
tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu,
dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak (Salirawati et al., 2007).
Lemak mempunyai beberapa manfaat
pada tanaman yaitu sebagai lapisan lilin berfungsi untuk mengurangi laju
transpirasi pada tanaman, karena irama laju asupan karbohidrat yang cukup
tinggi bagi tanaman, maka asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh
tumbuhan, menjadi energi maupun disimpan sebagai glikogen. Pada daun hijau
tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas (Salirawati et al., 2007).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami
cara melakukan analisis lemak kasar dengan metode ekstraksi Soxhlet, melakukan
perhitungan kadar lemak kasar, dan mampu menganalisis kadar lemak berbagai
jenis bahan atau produk pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Lehninger (1982) lemak merupakan bagian dari lipid
yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Lemak
merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak
dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang
sama dengan pelarut (Herlina 2002).
Lemak adalah ester dari
gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak
disebut asam lemak.
Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam
stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH).
Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena
itu lemak adalah suatu trigliserida.
Lemak
mempunyai sifat-sifat fisik sebagai berikut :
a. Pada
suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga
molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester
gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek
larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang
tidak larut dalam air.
d. Semua
lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panasmerupakan pelarut lemak
yang baik.
Sedangkan
sifat-sifat kimia lemak yaitu sebagai berikut :
a. Esterifikasi
Proses esterifikasi
bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk
ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interifikasi serta penukaran ester (transesterifikasi)
b. Hidrolisa
Dalam reaksi
hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Hal ini terjadi
disebabkan adanya sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
c. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan
dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila reaksi
penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat
dipisahkan dengan cara penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi
bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak atau minyak
Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan
dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
tergantung pada derajat kejenuhan.
e. Pembentukan
keton
Keton dihasilkan
melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f. Oksidasi
Oksidasi dapat
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak
atau minyak (Suci, 2011).
Dalam mengetahui kadar lemak yang terdapat di
bahan pangan dapat dilakukan dengan mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni
sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi
pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak
bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan
harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut
dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut
tersebut menjadi berkurang (Sriyana, 2005).
Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode. Terdapat
dua metode untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode
ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa
mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang
telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan dari
dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal
dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu
yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang
ikut terekstrak sebagai lemak. Pada praktikum penetapan kadar lemak ini
digunakan metode ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet (Sriyana, 2005).
Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut
yang sesuai. Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut
semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi
selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian
kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang
dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek
perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini
memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu (Sriyana, 2005).
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah
pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk
atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon
arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan
cooling water out (Rosita, 2003).
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah: menimbang
tabung pendidihan, menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan,
susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator, ekstraksi dalam
Soxhlet, mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi
pada oven 1000C selama 30 menit, didinginkan dalam desikator lalu ditimbang
(Sriyana, 2005).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10
gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong
tempat sampel), di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan
adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C.
Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan
petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus
karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet.
Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik
serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk
pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan (Sriyana,
2005).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet
menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar
kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian
menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble,
larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah
mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak
kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan
lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Sriyana, 2005).
Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe
persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe
pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan
hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang
diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak
yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total
yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari
ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji
Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada
semua bakteri uji Gram-negatif (Rosita, 2003).
Lemak pada tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan
minyak. Lemak dan minyak yang tergolong lipida berfungsi sebagai pembentuk
struktur membran sel, sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber energi. Selain
dalam bentuk minyak dan lemak, lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa lapisan
pelindung pada epidermis batang, daun dan buah (Suci, 2011).
Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam
jumlah yang relatif besar dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam
buah dan biji-bijian. Cadangan ini tersimpan dalam endosperm atau perisperm
dalam bentuk lipid dengan kandungan yang beragam (Suci, 2011).
Lemak atau lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Fungsi utama cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian termasuk pada
biji kacang buncis dan kacang panjang sebagai sumber energi. Cadangan ini
merupakan salah satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan
(Suci, 2011).
Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak.
Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam
lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan
untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah menjadi gula dan diangkut
untuk pertumbuhan kecambah (Suci, 2011).
Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode
ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak
mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak
tersebut dan sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut
anyhidrous. Keuntungan dari metode kering ini, praktikum menjadi amat
sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahan
metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah
terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak (Sriyana,2005).
Analisis lemak kasar merupakan salah satu komponen dari
rangkaian analisis proksimat yang sering dilakukan pada analisis bahan pakan ternak.
Analisis kadar lemak kasar yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
Shoxlet yang dimodifikasi (Sriyana, 2005).
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan berupa
seperangkat Soxhlet, alat pemanas Soxhlet, timbangan neraca analitik, mortar
dan pastle.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah kertas
saring, pelarut lemak (Petroleum Benzine), kacang panjang dan buncis.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Minggu tanggal 24 Nopember 2013 pukul 11.00 WITA sampai dengan
selesai, bertempat di Laboratorium Analisa Kimia Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.
Timbang labu alas, oven labu alas
selama 6 jam dengan suhu 900C.
2.
Timbang sampel yang telah dihaluskan
sebanyak 5 gr.
3.
Setelah sampel ditimbang, sampel
dibungkus dengan kertas saring sebanyak 2 lapis.
4.
Setelah itu, masukkan sampel yang telah
dibungkus ke dalam tabung Soxhlet.
5.
Labu Soxhlet ditimbang dengan neraca
analitik.
6.
Masukkan pelarut lemak ke dalam labu
sebanyak 140 ml.
7.
Kemudian lakukan ekstraksi selama 4
jam.
8.
Sampel yang telah diekstraksi,
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 600C.
9.
Setelah itu sampel didinginkan di
desikator, barulah sampel ditimbang lagi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel
1. Pengujian lemak pada sampel tanaman
No
|
Sampel
|
1
|
2
|
3
|
1.
|
Kacang Panjang
|
1,9 %
|
3,9 %
|
4,0 %
|
2.
|
Kacang Buncis
|
0,8 %
|
6,0 %
|
4,0 %
|
Perhitungan
% Lemak = 

Hasil dan perhitungan
Diketahui :Berat sampel = 5,00 gr
Berat labu = 106,9 gr
Berat akhir = 107,1gr
Berat lemak = Berat akhir
– Berat labu
% Lemak = 

= 

= 4,00 %
Jadi kandungan lemak kasar
pada kacang tanah adalah 4,00 %
Pembahasan
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur- unsur mineral. Unsur mineral juga
di kenal sebagai zat organik atau kadar abu. Dalam proses pembakaran,
bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut
abu. Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya
pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis dilakuakan pada manusia. Karena
itu peranan berbagai unsur mineral bagi manusia masih belum sepenuhnya diketahui
(Rosita,2003).
Dari praktikum
yang telah dilakukan berat awal kacang
ditimbang sebesar 5,00 gram dan berat labu awal 106,9 gram menjadi 107,1
gram dengan petrolium benzin sebanyak 125 ml. Sebelumnya yang dipersiapkan
labu lemak dan dioven dengan suhu 105 0 selama 3-4 jam
kemudian di masukkan kedalam desikator dan didinginkan, kemudian labu lemak
ditimbang lagi. Setelah dilakukan ekstraksi diperoleh kadar/kandungan lemak
sebesar 4,00 %, dimana hasil tersebut diperoleh dari hasil perkalian berat
lemak sebesar 107,1 dikurang 106,9 yang dibagi dengan berat sampel sebesar 5,00
gram kemudian dikalikan dengan 100 %.
Dari hasil
praktikum tersebut diketahui bahwa hasil kadar lemak untuk setiap kelompok
berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
seperti kadar air yang terkandung dalam biji semakin banyak kadar air yang
terkandung dalam biji maka kadar lemak semakin tinggi, waktu pemanenan dan lama
penyimpanan biji. Lamanya waktu pemanenan dan penyimpanan menyebabkan kandungan
air pada biji semakin berkurang sehingga kandungan lemak dalam biji tersebut
juga berkurang.
Soxhlet
merupakan metode penyarian yang menggunakan alat Soxhlet. Pada proses ini,
sampel yang akan diekstraksi dimasukkan dalam sebuah kantung ekstraksi, lalu
diletakkan di bagian alat Soxlet dan digenangi dengan pelarut yang cocok.
Pemanasan yang dilakukan akan menyebabkan pelarut menguap ke atas dan akan
diembunkan oleh pendingin udara menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali,
bila melewati batas lubang pipa samping Soxhlet maka akan terjadi sirkulasi
yang berulang-ulang dan menghasilkan sirkulasi yang baik (Rosita, 2003).
Keuntungan Soxhletasi
adalah membutuhkan pelarut yang sedikit, karena penyarian terjadi
berulang-ulang sehingga simplisia terus menerus diperbaharui dan zat yang
tersari didalam pelarut lebih banyak. Kerugian dari prosedur Soxhletasi
biasanya hanya dipergunakan untuk konstituen yang relatif aman terhadap
pengaruh pemanasan dan hanya dipergunakan untuk simplisia tumbuhan dan jumlah
kecil oleh karena keterbatasan daya tampung dari alat Soxhlet tersebut (Rosita,
2003).
Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam
alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya,
rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk
ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan
gliserol suku tinggi (Rosita, 2003) .
Lemak atau
lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama
cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan
ini merupakan salah-satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi Pertumbuhan.
Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih
besar sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari
penguraian karbohidrat
(Rosita, 2003).
Pada sel
tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak. Cadangan ini olehlipase
dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis
fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel.Sebagian
besar diubah menjadi gula dan diangkut untuk pertumbuhan kecambah (Rosita,
2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini
yaitu sebagai berikut :
1.
Lemak atau lipida terdiri dari unsur
karbon, hidrogen dan oksigen.
2.
Fungsi utama cadangan lemak dan
minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini merupakan
salah satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan.
3.
Penguraian lemak secara kimiawi
menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar sekitar dua kali lipat
dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian karbohidrat.
4.
Total kadar lemak pada kacang buncis
adalah 4,00 %.
Saran
Sebelum praktikum, hendaknya diawali dengan mengenalkan
alat yang digunakan agar praktikan dapat
mengetahui dan dapat mengoprasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Choke. 2009. Bab 1- Minyak Nabati.
Poedjiadi,
Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Rosita, Sipayung. 2003 Biosintesis Asam Lemak Pada Tanaman. Fakultas
Pertanian Jurusan
Budidaya Pertanian. Universitas
Sumatera Utara
Salirawati et al.2007.belajar
kimia menarik. Grasindo. Jakarta.
Sriyana S. 2005.
Analisi Kandungan Lemak Kasar Pada Pakan
Ternak Dengan Menggunakan Bahan Pengextrak
Bensin Biasa Yang Disuling.
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Loka Penelitian
Sapi Potong Grati-Pasuruan.
Suci, Q. Sakinah.
2011. Lipid. Laboraturium Terpadu Kesehatan Masyarakat Fakultas
kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin. Makasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar