Rabu, 09 April 2014

ENZIM PAPAIN



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang arti harfiahnya adalah di dalam sel, selain itu kata enzim juga dikenal dengan istilah fermen yang berarti ragi atau cairan ragi. Istilah ini dalam literatur Jerman dan Prancis masih digunakan sebagai sinonim istilah enzim. Enzim adalah protein yang mempunyai sifat katalitik, sifat ini menyebabkan enzim berguna dalam telaah analitik. Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen nonprotein tambahan seperti karbohidrat, lipid, logam, fosfat, atau beberapa bagian organik lain. Enzim lengkap disebut holoenzim; bagian protein,  apoenzim; dan bagian nonprotein. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang dikatalisis enzim disebut substrat (Deman, 1997).
Meskipun enzim hanya merupakan komponen tambahan (minor) pada banyak makanan, namun memegang peranan penting. Enzim yang terdapat secara alami dalam makanan dapat mengubah susunan makanan tersebut, dalam beberapa kasus perubahan seperti itu dikehendaki tetapi dalam sebagian besar kasus itu tidak dikehendaki, sehingga enzim harus diaktifkan. Pemutihan sayuran adalah contoh perubahan yang tidak dikehendaki. Beberapa enzim dipakai sebagai indikator dalam metode analitik, fosfatase misalnya, dipakai dalam uji fosfatase suhu yang di pasteurisasi. Enzim dipakai juga sebagai alat bantu pemprosesan pada pemanufakturan makanan. Contohnya, renin yang terdapat dalam ekstrak isi lambung sapi, dipakai sebagai koagulan untuk susu pada produksi keju. Penekanan ilmu makanan dalam penelitian enzim berbeda dengan penelitian dalam biokimia. Ilmu makanan terutama menangani reaksi penguraian hidrolisis, dan oksidasi, sementara biokimia lebih banyak menangani mekanisme sintesis (Purnomo, 2011).
Papain merupakan enzim proteolitik yang diambil dari pepaya (Carica papaya). Papain digunakan untuk pengempukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri farmasi, dan alat-alat kecantikan (kosmetik). Papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan dan harus disimpan dibawah temperatur 4°C. Kelebihan papain dibandingkan proteolitik yang lain adalah lebih tahan terhadap proses suhu, mempunyai kisaran pH yang luas dan lebih murni dibandingkan bromelin dan ficin. Kisaran pH optimum papain berkisar antara 5-7,5 dan stabil pada suhu 60-70 °C (Fitriani, 2006).
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menguji aktivitas enzim papain pada santan kelapa untuk menghasilkan minyak.








TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup pada ketinggian tempat 1m-1.000m dari permukaan laut dan pada suhu udara 22°C-26°C. Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar, batang, daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan (Tjitroseopomo, 2004).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut:  
Kingdom         :  Plantae                                                                                                  
Divisi               :  Spermatophyta 
Class                :  Dicotyledoneae                                                                                     
Ordo                :  Cistales
Famili              :  Caricaceae
Genus              :  Carica
Spesies            :  Carica papaya L.                                                                                    
Nama lokal      :  Pepaya
Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein ada 2 yaitu proteolitik yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptida, dan peptidase yang dapat memecah ikatan peptida menjadi asam amino. Dengan kombinasi protease dan peptidase dapat memecah 90% ikatan peptida. Enzim papain tergolong protease sulhidril. Aktivitasnya tergantung pada adanya gugus sulfhidril pada sisi aktifnya. Enzim ini dapat dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator, dan logam berat. Enzim papain mempunyai daya tahan panas paling tinggi diantara enzim-enzim proteolitik lainnya. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan (Demam, 1997).
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah papaya dengan pisau. Buah pepaya yang masih melekat di pohon digores memanjang dari pangkal sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm dan getah pepaya dalam cawan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyadapan getah buah pepaya agar diperoleh hasil yang maksimal adalah sebagai berikut: umur buah antara 2,5 - 3 bulan, waktu penyadapan dilakukan pagi hari sebelum pukul 08.00 dan sore hari setelah matahari terbenam, dan banyak goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan (Fitriani, 2006).
Menurut Deman, (1997) papain juga tidak mengandung karbohidrat seperti pada bromelin dan ficin sehingga mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah karena lebih murni dibandingkan enzim lain. Kualitas papain ditentukan oleh aktivitas proteolitik, semakin tinggi aktifitas proteolitiknya semakin baik kualitas enzimnya. Penelitian yang dilakukan didapatkan tepung papain kasar tanpa penambahan zat pengaktif dengan aktivitas proteolitik sebesar 0,7015 TU menggunakan pengeringan sinar matahari suhu 55 °C selama 8 jam. Penggunaan lama waktu pengeringan ini cenderung mengakibatkan aktivitas proteolitik tepung papain kasar mengalami kerusakan. Sehingga memerlukan cara untuk meningkatkan aktivitas proteolitik tepung papain kasar dengan penambahan zat pengaktif dan pengeringan yang dapat mengurangi kerusakan enzim (Demam, 1997).
Penambahan zat pengaktif sistein dan versen dapat meningkatkan aktivitas papain kasar. Sedangkan pengeringan dapat dipersingkat dengan menggunakan pengeringan oven. Kelebihan pengeringan oven dibanding pengeringan sinar matahari suhu pengeringannya lebih stabil dan bebas kontaminan. Sehingga kualitas produk yang dihasilkan lebih stabil dan menghindarkan kerusakan tepung papain kasar dari lama pengeringan yang terlalu lama. Berdasarkan hal di atas, maka diharapkan dengan penambahan zat pengaktif dan suhu pengeringan berbeda dapat mempengaruhi aktivitas proteolitik tepung papain kasar. Penelitian ini bertujuan memperoleh tepung papain kasar dengan aktivitas proteolitik tinggi dan membuktikan penambahan zat pengaktif dan suhu pengeringan mempunyai pengaruh nyata terhadap aktivitas proteolitik tepung papain kasar (Monti, 2000).
Dalam proses pengolahan hasil pertanian, produk pertanian tersebut sering kali harus dipisahkan untuk mendapatkan bagian yang diinginkan. Sentrifugasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pencapaian sedimentasi dimana partikel-partikel yang ada di dalam suatu bahan yang dipisahkan dari fluida oleh gaya sentrifugasi yang dikenakan pada partikel. Dalam hal ini, partikel yang dimaksud adalah solid, gas, atau liquid dan fluida. Dalam pengunaan metode sentrifugasi ini terdapat sebuah alat yang penting. Alat yang diperlukan dalam metode ini adalah Sentrifus. Metode sentrifugase dimaksudkan agar segala bentuk proses pemisahan zat dapat dipercepat. Hal ini sebagai jawaban atas lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pemisahan zat jika dengan cara alamiah (Sudrajat, 2002).
Dalam metode sentrifugasi, prinsip yang digunakan yaitu dimana objek diputar secara horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya. Pada saat objek diputar, partikel-partikel yang ada akan berpisah dan berpencar sesuai dengan berat jenis masing-masing partikel. Gaya yang berperan dalam proses teknik sentrifugasi ini yaitu gaya sentrifugal. Dengan adanya teknik ini, proses pengendapan suatu bahan akan lebih cepat dan optimum dibandingkan dengan menggunakan teknik biasa. Prinsip sentrifugasi ini dapat bekerja secara optimum jika para pengguna dapat memasukkan nilai RPM dan nilai konsentrasi yang tepat ke dalam alat sentrifus. Cara pengoperasian alat sentrifus dalam metode ini terbilang tidak terlalu sulit. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat tersebut yaitu sistem konsentrasi yang ingin dimasukkan ke dalam alat sentrifus dan kecepatan putar alat. Dalam proses penggunaannya, yang dilakukan pertama kali yaitu pengguna memasukkan nilai konsentrasi (%) dari endapan yang diinginkan. Kemudian pengguna memasukkan nilai RPM ke dalam alat sentrifus. Setelah nilai konsentrasi dan RPM selesai dimasukkan, maka alat sentrifus secara otomatis akan berjalan. Sebelumnya, alat sentrifus akan mengeluarkan nilai waktu putar (t) sebelum alat berputar. Kemudian alat akan bekerja secara otomatis dan jika konsentrasi yang diinginkan telah tercapai sebelum waktu yang telah ditentukan, maka simulasi secara otomatis akan berhenti. Namun jika konsentrasi belum tercapai, maka simulasi akan dengan otomatis menambahkan waktu putar (Sudrajat, 2002).
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan buah kelapa sebagai sumber bahan baku pembuatan minyak kelapa murni merupakan temuan baru hasil olahan dari buah kelapa. Sebagai katalisator, enzim didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi dalam hasil reaksi. Pada umumnya, penggunaan enzim telah meluas pada industri pengolahan pangan, termasuk pengolahan minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein. Salah satu dari enzim yang tergolong proteolitik ini adalah enzim papain, yang dapat diperoleh dari getah pepaya dan femipan. Enzim papain bisa digunakan dalam proses pembuatan minyak murni yang berasal dari santan kelapa (Sudrajat, 2002)
 Untuk mengetahui enzim papain dapat dilakukan untuk melakukan pengujian uji santan. Proses pengolahannya dengan cara fermentasi dan enzimitas hal ini dilakukan agar menghindari pemanasan yang berlebih saat membuat minyak kelapa dari santan. Fermentasi dan enzimitas dengan menggunakan campuran dari enzim papain pada buah pepaya muda yang sudah dihacurkan yang ditambahkan dengan asam cuka, adalah salah satu jalan keluar menghindari terjadinya pemanasan yang berlebih saat menghasilkan minyak dari santan. Menggunakan bahan-bahan ini juga tidaklah merugikan, karena enzim papain banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda yang berusia sekitar 3 minggu (Sudrajat, 2002).
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama (Fitriani, 2006).
Setelah mendapatkan getah pepaya dapat dilakukan isolasi enzim. Untuk mengisolasi enzim papain dari getah pepaya dilakukan 3 proses pemisahan:
 1. Ekstraksi padat-cair
Merupakan salah satu metode pemisahan cair-padatan. Pada proses ini komponen yang tidak larut dipisahkan dari padatan dengan bantuan solvent. Ketika solvent dicampur dengan sampel, maka solvent akan melarutkan ekstrak dengan difusi sampai terjadi keseimbangan konsentrasi.
2. Sentrifugasi
Merupakan cara memisahkan bagian seperti partikel dalam medan gaya sentrifugal partikel yang berukuran berbeda dalam berbagai ukuran. Densitas dan bentuk akan mengendap searah sentrifugal dengan kepentingan berbeda.
3. Presipitasi
Banyak agent pemisah yang digunakan untuk mengendapkan protein seperti garam proteolitik, polimer, panas, pH, dan solvent organik.
Getah hasil penyadapan buah selain diisolasi juga dapat diolah menjadi papain kasar (cured papain). Cara pengolahannya sebagai berikut. Getah dari penyadapan dicampur larutan sulfit 0.7% sebanyak empat kali jumlah getah, lalu diaduk hingga merata dengan alat pengaduk (mixer). Campuran ini biasanya akan membentuk emulsi getah bewama putih susu yang agak kental. Selanjutnya emulsi getah dikeringkan hingga menjadi papain kasar. Untuk mengeringkan emulsi getah menjadi papain kasar dapat dikerjakan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Pengeringan dengan sinar matahari
Cara pengeringan ini hanya mengandalkan panas matahari. Mula-mula emulsi getah dituangkan merata dalam wadah plastik atau stainless steel setebal 1 cm. Setelah itu emulsi dijemur di bawah terik sinar matahari. Menurut pengalaman, emulsi akan mengering kalau dijemur dibawah teriknya sinar matahari selama &jam. Getah yang sudah kering be~pa papain kasar biasanya berbentuk serpihan-serpihan tipis belwama abu-abu hingga kecokelatan. Serpihanserpihan papain kasar ini sebaiknya segera dikemas dengan baik (IPB, 2002).
b. Pengeringan dengan pengering kabinet
Untuk pengeringan yang menggunakan pengering listrik yang berbentuk kabinet ini diawali dengan penuangan emulsi getah secara merata dengan ketebalan 1 cm dalam wadah plastik atau stainless steel. Setelah itu, wadah tersebut dimasukkan ke dalam lemari pengering listrik atau cabinet drier. Suhu lemari pengering ini sekitar 55'. Biasanya getah akan mengering dalam waktu sekitar 6 jam. Selama pengeringan, senantiasa diatur suhunya tetap stabil sehingga pengeringan berjalan secepat mungkin. Papain kasar hasil pengeringan ini berupa serpihan-serpihan tipis belwarna putih sampai keabu-abuan. Serpihan papain kasar ini segera dikemas dengan baik, setelah papain kasar ini digiling terlebih dahulu hingga menjadi tepung (IPB, 2002).







BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini berupa gelas ukur 100 ml, tabung reaksi, sentrifuse, corong, pipet tetes, dan cling warp.
Bahan
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah krim santan kelapa, getah buah pepaya muda, kapas, dan alkohol 70%.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Oktober 2013 pukul 16.00-18.00 WITA, bertempat di ruangan Hasan Basry  Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.      Penyediaan krim santan kelapa. Kelapa parut segar ditambah dengan aquades, kemudian diperas dan akan didapatkan santan. Santan yang diperoleh didiamkam selama 1 jam, untuk memisahkan antara krim santan dan air santan/skim. Krim santan akan terdapat pada bagian atas dan skim bagian bawah, pisahkan kedua bentuk ini dengan hati-hati.
2.      Penyediaan getah buah pepaya. Buah pepaya muda ditoreh dengan alat tahan karat, yang telah terlebih dahulu diolesi atau disterilkan dengan alkohol 70%  dan dipijarkan pada nyala  Bunsen, getah yang keluar ditampung sesuai dengan kebutuhan.
3.      Penambahan getah pepaya pada krim santan. Bersihkan semua peralatan yang digunakan dan meje kerja saudara dengan alkohol 70% saat akan melakukan percobaan. Siapkan sebanyak 5 buah tabung reaksi yang masing-masing berisikan 10 ml krim santan kelapa dan diberikan perlakuan penambahan getah buah pepaya dengan volume yang berbeda. Perlakuan tersebut adalah : tanpa penambahan getah, 30 tetes, 60 tetes, 90 tetes dan 120 tetes.
4.      Tutup masing-masing tabung reaksi dengan cling warp. Selanjutnya diamkan selama 24 jam, 72 jam dan 120 jam. Kemudian tabung reaksi diletakkan dalam alat sentrifuse dan lakukan sentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 20 RPM.
5.      Pengamatan dilakukan terhadap :
a.    Perubahan warna.
b.   Perubahan aroma.
c.    Tinggi minyak.









HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil praktikum pengujian aktivitas enzim.
Jam
Perlakuan
Pengamatan
Warna
Aroma
Tinggi minyak (cm)

24 Jam
Kelompok
3 dan 6
T0(3)
**
-
1,5
T0 (6)
*
-
0,0
T1 (3)
***
+
3,2
T1 (6)
**
+
3,3
T2 (3)
***
+
3,0
T2 (6)
**
+
4,0
T3 (3)
***
+
3,3
T3(6)
**
+
2,9
T4(3)
***
+
3,5
T4 (6)
**
+
3,4
72 Jam
Kelompok
1 dan 4
T0(1)



T0 (4)
**
+
1,1
T1 (1)
***
-
2,1
T1 (4)
**
+
1,5
T2 (1)
**
-
2,0
T2 (4)
**
+
2,0
T3 (1)
**
+
1,5
T3(4)
***
+
1,7
T4(1)
**
-
1,4
T4 (4)
**
+
1,7
120 Jam
Kelompok
2 dan 5
T0(2)
*
-
0,0
T0 (5)
**
-
0,8
T1 (2)
**
+
1,6
T1 (5)
**
+
0,7
T2 (2)
**
+
0,8
T2 (5)
***
+
0,6
T3 (2)
**
+
1,9
T3(5)
**
+
1,0
T4(2)
**
-
0,8
T4 (5)
**
-
0,6




Keterangan
Perlakuan  :     T0 = Tanpa perlakuan.
                        T1  = Penambahan enzim papain 30 tetes.
                        T2  = Penambahan  enzim papain 60 tetes.
                        T3  = Penambahan enzim papain 90 tetes.
                        T4  = Penambahan enzim papain 120 tetes.
Warna  :            +  =  Berubah warna
-       =  Tidak berubah warna
Aroma :             +  =  Berubah aroma
-       =  Tidak berubah aroma

Pembahasan

Enzim papain merupakan enzim yang banyak diperlukan untuk mendukung produk makanan atau industri karena enzim papain dapat memecah protein. Semua bagian pepaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain adalah buah yang masih muda.
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah pepaya yang masih melekat di pohon dengan digores memanjang dari pangkal sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyadapan getah buah pepaya agar diperoleh hasil yang maksimal adalah umur buah antara 2,5-3 bulan, waktu penyadapan dilakukan pagi hari yaitu dari pukul 05.30- 08.00 atau pukul 17.30-18.30 wib, dan banyak goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu : konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, derajat keasaman (pH), pengaruh aktivator dan inhibitor, kadar air, zat penggiat, zat penghambat dan waktu.
Pada hasil praktikum yang dilakukan krim santan kelapa menghasilkan kandungan minyak yang bervariasi sesuai dengan perlakuan. Semakin banyak konsentrasi enzim yang ditambahkan pada krim santan kelapa semakin banyak ikatan peptida dalam protein santan yang menyelubungi sehingga minyak dapat dihidrolisis. Cara untuk memisahkan cairan yang berat molekulnya berbeda dengan memasukkan krim santan yang mengalami perlakuan pada alat  sentrifuse. Waktu yang diperlukan adalah 5 menit dengan kecepatan 20 RPM.
Aroma krim santan kelapa yang mengalami perlakuan dan tidak mengalami perlakuan semuanya berubah karena pengaruh suhu dan waktu penyimpanan. Krim santan kelapa dapat bertahan lama pada suhu 60-70 0 C dan waktu penyimpanan 1-2 hari. Selain itu perlakuan penambahan enzim papain juga mempenguruhi aroma krim santan kelapa karena enzim papain bersifat proteolitik. Semakin banyak penambahan enzim papain pada krim santan maka akan mempercepat reaksi enzim papain dengan molekul-molekul krim santan.
Warna krim santan yang mengalami perlakuan dan tidak mengalami perlakuan pun juga ada yang berubah. Krim santan yang tidak mengalami perlakuan warnanya tidak berubah. Sedangkan krim santan yang mengalami perlakuan semuanya berubah warna karena adanya enzim papain yang memecah protein pada krim santan kelapa. Semakin lama waktu penyimpanan maka kerja enzim papain akan semakin optimum atau cepat beraksi dalam mengubah warna krim santan.  Perubahan warna karena adanya reaksi kimia organik dari enzim dengan molekul substrat yaitu krim santan sehingga terbentuk perubahan warna yang sebelumnya putih susu menjadi putih kecoklatan.
Konsentrasi enzim sangat mempengaruhi, hal ini dikarenakan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, jadi apabila konsentrasi enzim ditingkatkan maka kecepatan reaksi pun akan meningkat. Begitu juga dengan konsentrasi substrat, apabila jumlah krim santan kelapa semakin banyak maka akan mempercepat kerja enzim.
Jadi, berdasarkan hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dapat disimpulkan bahwa aktivitas enzim papain pada waktu pinyimpanan 24 jam kerja enzim papain akan terus meningkat. Namun pada waktu penyimpanan 72 jam dan 120 jam kerja enzim papain mulai menurun dan hasil minyak juga berkurang karena lamanya waktu penyimpanan dan konsentrasi enzim yang mulai menurun.






KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.      Semua bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain adalah buah yang masih muda.
2.      Untuk memisahkan cairan yang berat molekulnya berbeda dengan memasukkan krim santan yang mengalami perlakuan pada alat sentrifuse.
3.      Ada beberapa hal yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu : konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, derajat keasaman (pH), pengaruh aktivator dan inhibitor, kadar air, zat penggiat, zat penghambat dan waktu.
4.      Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, jadi apabila konsentrasi enzim ditingkatkan maka kecepatan reaksi pun akan meningkat.
Saran
            Pada saat pengukuran kadar minyak sebaiknya menggunakan gelas ukur agar hasil minyak dari krim santan kelapa sesuai dengan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA
Deman John, M. 1997. Kimia Makanan. Guru Besar Dapertemen Ilmu Makanan.Ontario Agricultural College.University of Guelph.Ontario Canada.

Fitriani,V. 2006.Getah Sejuta Manfaat.PT. Trubus Swadaya.Edisi April 2006. Jakarta.

IPB, Jurusan Teknologi Dan Pangan.2002. Enzim Papain Dari Pepaya. Tekno Pangan Dan Industri Jurusan Teknologi Volume 1 Nomor 11.
Monti, dkk.2000.Purification of Papain from Fresh Latex of Carica Papaya. Departamento de Bioquimica e Tecnologia Quimica. Universidade Estadual Paulista. Brasil.
 Tjitrosoepomo, 2004. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
 Purnomo. 2011. Mobilisasi Crude Enzim Papain Yang Diisolasi Dari Getah Buah Pepaya (Carica papaya) Dengan Menggunakan Kappa Karagenan Dan Kitosan Serta Pengujian Aktivitas.  Universitas Sumatera Utara.
Sudrajat,Yayat. 2002. Teknik Penghilangan Lapisan Kapur Pada Teripang Pasir Menggunakan Enzim Papain. Buletin Teknik Pertanian Volume 7 Nomor 2.


2 komentar: