PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang arti
harfiahnya adalah di dalam sel, selain itu kata enzim juga dikenal dengan
istilah fermen yang berarti ragi atau
cairan ragi. Istilah ini dalam literatur Jerman
dan Prancis masih digunakan sebagai sinonim istilah enzim. Enzim adalah protein
yang mempunyai sifat katalitik, sifat ini menyebabkan enzim berguna dalam
telaah analitik. Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan
enzim mengandung komponen nonprotein tambahan seperti karbohidrat, lipid,
logam, fosfat, atau beberapa bagian organik lain. Enzim lengkap disebut holoenzim; bagian protein, apoenzim; dan bagian nonprotein. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang
dikatalisis enzim disebut substrat (Deman,
1997).
Meskipun enzim hanya merupakan komponen tambahan
(minor) pada banyak makanan, namun memegang peranan penting. Enzim yang terdapat secara alami dalam
makanan dapat mengubah susunan makanan tersebut, dalam beberapa kasus perubahan
seperti itu dikehendaki tetapi dalam sebagian besar kasus itu tidak
dikehendaki, sehingga enzim harus diaktifkan. Pemutihan
sayuran adalah contoh perubahan yang tidak dikehendaki. Beberapa enzim dipakai sebagai indikator
dalam metode analitik, fosfatase misalnya, dipakai dalam uji fosfatase suhu
yang di pasteurisasi. Enzim dipakai juga sebagai alat bantu pemprosesan pada
pemanufakturan makanan. Contohnya, renin yang terdapat dalam ekstrak isi
lambung sapi, dipakai sebagai koagulan untuk susu pada produksi keju. Penekanan
ilmu makanan dalam penelitian enzim berbeda dengan penelitian dalam biokimia. Ilmu makanan terutama menangani reaksi
penguraian hidrolisis, dan oksidasi, sementara biokimia lebih banyak menangani
mekanisme sintesis (Purnomo, 2011).
Papain merupakan enzim proteolitik yang diambil dari
pepaya (Carica papaya). Papain
digunakan untuk pengempukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir,
industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri farmasi, dan alat-alat
kecantikan (kosmetik). Papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih
kekuningan dan harus disimpan dibawah temperatur 4°C. Kelebihan papain dibandingkan
proteolitik yang lain adalah lebih tahan terhadap proses suhu, mempunyai
kisaran pH yang luas dan lebih murni dibandingkan bromelin dan ficin. Kisaran
pH optimum papain berkisar antara 5-7,5 dan stabil pada suhu 60-70 °C
(Fitriani, 2006).
Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah untuk menguji aktivitas enzim papain pada santan kelapa untuk
menghasilkan minyak.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman pepaya (Carica
papaya L.) merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak
berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup
pada ketinggian tempat 1m-1.000m dari permukaan laut dan pada suhu udara
22°C-26°C. Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar, batang, daun, biji
dan buah dapat dimanfaatkan (Tjitroseopomo, 2004).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tumbuhan
pepaya (Carica papaya L.) berdasarkan
taksonominya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cistales
Famili : Caricaceae
Genus :
Carica
Spesies : Carica
papaya L.
Nama lokal : Pepaya
Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein
ada 2 yaitu proteolitik yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptida, dan
peptidase yang dapat memecah ikatan peptida menjadi asam amino. Dengan kombinasi protease dan peptidase
dapat memecah 90% ikatan peptida. Enzim
papain tergolong protease sulhidril. Aktivitasnya tergantung pada adanya gugus
sulfhidril pada sisi aktifnya. Enzim ini dapat dihambat oleh senyawa oksidator,
alkilator, dan logam berat. Enzim
papain mempunyai daya tahan panas paling tinggi diantara enzim-enzim
proteolitik lainnya. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya
juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan (Demam,
1997).
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah
buah papaya dengan pisau. Buah
pepaya yang masih melekat di pohon digores memanjang dari pangkal sampai ujung buah
dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm dan getah pepaya dalam cawan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyadapan getah buah pepaya agar
diperoleh hasil yang maksimal adalah sebagai berikut: umur buah antara 2,5 - 3
bulan, waktu penyadapan dilakukan pagi hari sebelum pukul 08.00 dan sore hari
setelah matahari terbenam, dan banyak goresan tiap kali penyadapan adalah 4
kali goresan (Fitriani, 2006).
Menurut Deman, (1997) papain juga tidak mengandung
karbohidrat seperti pada bromelin dan ficin sehingga mempunyai energi aktivasi
yang lebih rendah karena lebih murni dibandingkan enzim lain. Kualitas papain
ditentukan oleh aktivitas proteolitik, semakin tinggi aktifitas proteolitiknya
semakin baik kualitas enzimnya. Penelitian yang dilakukan didapatkan tepung
papain kasar tanpa penambahan zat pengaktif dengan aktivitas proteolitik
sebesar 0,7015 TU menggunakan pengeringan sinar matahari suhu 55 °C selama 8
jam. Penggunaan lama waktu pengeringan ini cenderung mengakibatkan aktivitas
proteolitik tepung papain kasar mengalami kerusakan. Sehingga memerlukan cara
untuk meningkatkan aktivitas proteolitik tepung papain kasar dengan penambahan
zat pengaktif dan pengeringan yang dapat mengurangi kerusakan enzim (Demam,
1997).
Penambahan zat pengaktif sistein dan versen dapat
meningkatkan aktivitas papain kasar. Sedangkan pengeringan dapat dipersingkat
dengan menggunakan pengeringan oven. Kelebihan pengeringan oven dibanding
pengeringan sinar matahari suhu pengeringannya lebih stabil dan bebas kontaminan. Sehingga kualitas produk yang dihasilkan
lebih stabil dan menghindarkan kerusakan tepung papain kasar dari lama
pengeringan yang terlalu lama. Berdasarkan
hal di atas, maka diharapkan dengan penambahan zat pengaktif dan suhu
pengeringan berbeda dapat mempengaruhi aktivitas proteolitik tepung papain
kasar. Penelitian ini bertujuan memperoleh
tepung papain kasar dengan aktivitas proteolitik tinggi dan membuktikan
penambahan zat pengaktif dan suhu pengeringan mempunyai pengaruh nyata terhadap
aktivitas proteolitik tepung papain kasar (Monti, 2000).
Dalam proses pengolahan hasil pertanian, produk
pertanian tersebut sering kali harus dipisahkan untuk mendapatkan bagian yang
diinginkan. Sentrifugasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pencapaian
sedimentasi dimana partikel-partikel yang ada di dalam suatu bahan yang
dipisahkan dari fluida oleh gaya sentrifugasi yang dikenakan pada partikel.
Dalam hal ini, partikel yang dimaksud adalah solid, gas, atau liquid dan
fluida. Dalam pengunaan metode sentrifugasi ini
terdapat sebuah alat yang penting. Alat
yang diperlukan dalam metode ini adalah Sentrifus. Metode sentrifugase
dimaksudkan agar segala bentuk proses pemisahan zat dapat dipercepat. Hal ini
sebagai jawaban atas lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pemisahan zat
jika dengan cara alamiah (Sudrajat, 2002).
Dalam
metode sentrifugasi, prinsip yang digunakan yaitu dimana objek diputar secara
horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya.
Pada saat objek diputar, partikel-partikel yang ada akan berpisah dan berpencar
sesuai dengan berat jenis masing-masing partikel. Gaya yang berperan dalam
proses teknik sentrifugasi ini yaitu gaya sentrifugal. Dengan adanya teknik
ini, proses pengendapan suatu bahan akan lebih cepat dan optimum dibandingkan
dengan menggunakan teknik biasa. Prinsip sentrifugasi ini dapat bekerja secara
optimum jika para pengguna dapat memasukkan nilai RPM dan nilai konsentrasi
yang tepat ke dalam alat sentrifus. Cara
pengoperasian alat sentrifus dalam metode ini terbilang tidak terlalu sulit. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan alat tersebut yaitu sistem konsentrasi yang ingin dimasukkan ke
dalam alat sentrifus dan kecepatan putar alat. Dalam proses penggunaannya, yang
dilakukan pertama kali yaitu pengguna memasukkan nilai konsentrasi (%) dari
endapan yang diinginkan. Kemudian pengguna memasukkan nilai RPM ke dalam alat
sentrifus. Setelah nilai konsentrasi dan RPM selesai dimasukkan, maka alat
sentrifus secara otomatis akan berjalan. Sebelumnya, alat sentrifus akan
mengeluarkan nilai waktu putar (t) sebelum alat berputar. Kemudian alat akan
bekerja secara otomatis dan jika konsentrasi yang diinginkan telah tercapai
sebelum waktu yang telah ditentukan, maka simulasi secara otomatis akan berhenti.
Namun jika konsentrasi belum tercapai, maka simulasi akan dengan otomatis
menambahkan waktu putar (Sudrajat,
2002).
Kelapa
adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan buah kelapa sebagai
sumber bahan baku pembuatan minyak kelapa murni merupakan temuan baru hasil
olahan dari buah kelapa. Sebagai katalisator, enzim didefinisikan sebagai suatu
zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi dalam hasil reaksi.
Pada umumnya, penggunaan enzim telah meluas pada industri pengolahan pangan,
termasuk pengolahan minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro
molekul karbohidrat dan protein. Salah satu dari enzim yang tergolong
proteolitik ini adalah enzim papain, yang dapat diperoleh dari getah pepaya dan
femipan. Enzim papain bisa digunakan dalam proses pembuatan minyak murni yang
berasal dari santan kelapa (Sudrajat, 2002)
Untuk mengetahui enzim papain dapat
dilakukan untuk melakukan pengujian uji santan. Proses pengolahannya dengan
cara fermentasi dan enzimitas hal ini dilakukan agar menghindari pemanasan yang
berlebih saat membuat minyak kelapa dari santan. Fermentasi dan enzimitas
dengan menggunakan campuran dari enzim papain pada buah pepaya muda yang sudah
dihacurkan yang ditambahkan dengan asam cuka, adalah salah satu jalan keluar
menghindari terjadinya pemanasan yang berlebih saat menghasilkan minyak dari
santan. Menggunakan bahan-bahan ini juga tidaklah merugikan, karena enzim
papain banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda yang berusia sekitar 3
minggu (Sudrajat, 2002).
Enzim adalah biomolekul
berupa protein
yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul
awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain
yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama (Fitriani, 2006).
Setelah mendapatkan getah pepaya dapat dilakukan isolasi
enzim. Untuk mengisolasi enzim papain dari getah pepaya dilakukan 3 proses
pemisahan:
1. Ekstraksi padat-cair
1. Ekstraksi padat-cair
Merupakan salah satu metode pemisahan cair-padatan. Pada
proses ini komponen yang tidak larut dipisahkan dari padatan dengan bantuan
solvent. Ketika solvent dicampur dengan sampel, maka solvent akan melarutkan
ekstrak dengan difusi sampai terjadi keseimbangan konsentrasi.
2.
Sentrifugasi
Merupakan cara memisahkan bagian seperti partikel dalam
medan gaya sentrifugal partikel yang berukuran berbeda dalam berbagai ukuran.
Densitas dan bentuk akan mengendap searah sentrifugal dengan kepentingan
berbeda.
3.
Presipitasi
Banyak agent pemisah yang digunakan untuk mengendapkan
protein seperti garam proteolitik, polimer, panas, pH, dan solvent organik.
Getah hasil penyadapan
buah selain diisolasi juga dapat diolah menjadi papain kasar (cured papain).
Cara pengolahannya sebagai berikut. Getah dari penyadapan dicampur larutan
sulfit 0.7% sebanyak empat kali
jumlah getah, lalu diaduk hingga merata dengan alat pengaduk (mixer). Campuran
ini biasanya akan membentuk emulsi getah bewama putih susu yang agak kental.
Selanjutnya emulsi getah dikeringkan hingga menjadi papain kasar. Untuk
mengeringkan emulsi getah menjadi papain kasar dapat dikerjakan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Pengeringan dengan sinar matahari
Cara pengeringan ini hanya mengandalkan panas
matahari. Mula-mula emulsi getah dituangkan merata dalam wadah plastik atau
stainless steel setebal 1 cm. Setelah itu emulsi dijemur di bawah terik sinar
matahari. Menurut pengalaman, emulsi akan mengering kalau dijemur dibawah
teriknya sinar matahari selama &jam. Getah yang sudah kering be~pa papain
kasar biasanya berbentuk serpihan-serpihan tipis belwama abu-abu hingga
kecokelatan. Serpihanserpihan papain kasar ini sebaiknya segera dikemas dengan
baik (IPB, 2002).
b. Pengeringan dengan pengering kabinet
Untuk pengeringan yang menggunakan pengering listrik
yang berbentuk kabinet ini diawali dengan penuangan emulsi getah secara merata
dengan ketebalan 1 cm dalam wadah plastik atau stainless steel. Setelah itu,
wadah tersebut dimasukkan ke dalam lemari pengering listrik atau cabinet drier.
Suhu lemari pengering ini sekitar 55'.
Biasanya getah akan mengering dalam waktu sekitar 6 jam. Selama
pengeringan, senantiasa diatur suhunya tetap stabil sehingga pengeringan
berjalan secepat mungkin. Papain kasar hasil pengeringan ini berupa
serpihan-serpihan tipis belwarna putih sampai keabu-abuan. Serpihan papain
kasar ini segera dikemas dengan baik, setelah papain kasar ini digiling terlebih
dahulu hingga menjadi tepung (IPB, 2002).
BAHAN
DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini berupa gelas ukur 100 ml, tabung reaksi, sentrifuse,
corong, pipet tetes, dan cling warp.
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah krim santan kelapa, getah buah pepaya
muda, kapas, dan alkohol 70%.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Sabtu tanggal 19 Oktober 2013 pukul 16.00-18.00 WITA, bertempat di
ruangan Hasan Basry Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
1.
Penyediaan krim santan kelapa. Kelapa
parut segar ditambah dengan aquades, kemudian diperas dan akan didapatkan
santan. Santan yang diperoleh didiamkam selama 1 jam, untuk memisahkan antara
krim santan dan air santan/skim. Krim santan akan terdapat pada bagian atas dan
skim bagian bawah, pisahkan kedua bentuk ini dengan hati-hati.
2.
Penyediaan getah buah pepaya. Buah
pepaya muda ditoreh dengan alat tahan karat, yang telah terlebih dahulu diolesi
atau disterilkan dengan alkohol 70% dan
dipijarkan pada nyala Bunsen, getah yang
keluar ditampung sesuai dengan kebutuhan.
3.
Penambahan getah pepaya pada krim
santan. Bersihkan semua peralatan yang digunakan dan meje kerja saudara dengan
alkohol 70% saat akan melakukan percobaan. Siapkan sebanyak 5 buah tabung
reaksi yang masing-masing berisikan 10 ml krim santan kelapa dan diberikan
perlakuan penambahan getah buah pepaya dengan volume yang berbeda. Perlakuan
tersebut adalah : tanpa penambahan getah, 30 tetes, 60 tetes, 90 tetes dan 120
tetes.
4.
Tutup masing-masing tabung reaksi dengan
cling warp. Selanjutnya diamkan selama 24 jam, 72 jam dan 120 jam. Kemudian
tabung reaksi diletakkan dalam alat sentrifuse dan lakukan sentrifuse selama 5
menit dengan kecepatan 20 RPM.
5.
Pengamatan dilakukan terhadap :
a. Perubahan
warna.
b. Perubahan
aroma.
c. Tinggi
minyak.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil
praktikum pengujian aktivitas enzim.
Jam
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
||
Warna
|
Aroma
|
Tinggi minyak (cm)
|
||
24 Jam
Kelompok
3 dan 6
|
T0(3)
|
**
|
-
|
1,5
|
T0 (6)
|
*
|
-
|
0,0
|
|
T1 (3)
|
***
|
+
|
3,2
|
|
T1 (6)
|
**
|
+
|
3,3
|
|
T2 (3)
|
***
|
+
|
3,0
|
|
T2 (6)
|
**
|
+
|
4,0
|
|
T3 (3)
|
***
|
+
|
3,3
|
|
T3(6)
|
**
|
+
|
2,9
|
|
T4(3)
|
***
|
+
|
3,5
|
|
T4 (6)
|
**
|
+
|
3,4
|
|
72 Jam
Kelompok
1 dan 4
|
T0(1)
|
|
|
|
T0 (4)
|
**
|
+
|
1,1
|
|
T1 (1)
|
***
|
-
|
2,1
|
|
T1 (4)
|
**
|
+
|
1,5
|
|
T2 (1)
|
**
|
-
|
2,0
|
|
T2 (4)
|
**
|
+
|
2,0
|
|
T3 (1)
|
**
|
+
|
1,5
|
|
T3(4)
|
***
|
+
|
1,7
|
|
T4(1)
|
**
|
-
|
1,4
|
|
T4 (4)
|
**
|
+
|
1,7
|
|
120 Jam
Kelompok
2 dan 5
|
T0(2)
|
*
|
-
|
0,0
|
T0 (5)
|
**
|
-
|
0,8
|
|
T1 (2)
|
**
|
+
|
1,6
|
|
T1 (5)
|
**
|
+
|
0,7
|
|
T2 (2)
|
**
|
+
|
0,8
|
|
T2 (5)
|
***
|
+
|
0,6
|
|
T3 (2)
|
**
|
+
|
1,9
|
|
T3(5)
|
**
|
+
|
1,0
|
|
T4(2)
|
**
|
-
|
0,8
|
|
T4 (5)
|
**
|
-
|
0,6
|
Keterangan
Perlakuan : T0
= Tanpa perlakuan.
T1 = Penambahan enzim papain 30 tetes.
T2 = Penambahan enzim papain 60 tetes.
T3 = Penambahan enzim papain 90 tetes.
T4 = Penambahan enzim papain 120 tetes.
Warna : + = Berubah warna
- = Tidak berubah warna
Aroma : +
= Berubah aroma
-
=
Tidak berubah aroma
Pembahasan
Enzim papain merupakan enzim yang banyak diperlukan
untuk mendukung produk makanan atau industri karena enzim papain dapat memecah
protein. Semua bagian pepaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang
mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak
mengandung enzim papain adalah buah yang masih muda.
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah
buah pepaya yang masih melekat di pohon dengan digores memanjang dari pangkal
sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam penyadapan getah buah pepaya agar diperoleh hasil
yang maksimal adalah umur buah antara 2,5-3 bulan, waktu penyadapan dilakukan
pagi hari yaitu dari pukul 05.30- 08.00 atau pukul 17.30-18.30 wib, dan banyak
goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kerja enzim,
yaitu : konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, derajat keasaman (pH), pengaruh
aktivator dan inhibitor, kadar air, zat penggiat, zat penghambat
dan waktu.
Pada hasil praktikum yang dilakukan krim santan
kelapa menghasilkan kandungan minyak yang bervariasi sesuai dengan perlakuan.
Semakin
banyak konsentrasi enzim yang ditambahkan pada krim santan kelapa semakin
banyak ikatan peptida dalam protein santan yang menyelubungi sehingga minyak
dapat dihidrolisis. Cara untuk memisahkan cairan yang berat molekulnya berbeda
dengan memasukkan krim santan yang mengalami perlakuan pada alat sentrifuse. Waktu yang diperlukan adalah 5
menit dengan kecepatan 20 RPM.
Aroma krim santan kelapa yang mengalami perlakuan
dan tidak mengalami perlakuan semuanya berubah karena pengaruh suhu dan waktu
penyimpanan. Krim santan kelapa dapat bertahan lama pada suhu 60-70 0 C
dan waktu penyimpanan 1-2 hari. Selain itu perlakuan penambahan enzim papain
juga mempenguruhi aroma krim santan kelapa karena enzim papain bersifat
proteolitik. Semakin banyak penambahan enzim papain pada krim santan maka akan
mempercepat
reaksi enzim papain dengan molekul-molekul krim santan.
Warna krim santan yang mengalami perlakuan dan tidak
mengalami perlakuan pun juga ada yang berubah. Krim santan yang tidak mengalami
perlakuan warnanya tidak berubah. Sedangkan krim santan yang mengalami
perlakuan semuanya berubah warna karena adanya enzim papain yang memecah
protein pada krim santan kelapa. Semakin lama waktu penyimpanan maka kerja
enzim papain akan semakin optimum atau cepat beraksi dalam mengubah warna krim
santan. Perubahan warna karena adanya
reaksi kimia organik dari enzim dengan molekul substrat yaitu krim santan
sehingga terbentuk perubahan warna yang sebelumnya putih susu menjadi putih
kecoklatan.
Konsentrasi enzim sangat mempengaruhi, hal ini dikarenakan
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, jadi apabila
konsentrasi enzim ditingkatkan maka kecepatan reaksi pun akan meningkat. Begitu
juga dengan konsentrasi substrat, apabila jumlah krim santan kelapa semakin
banyak maka akan mempercepat kerja enzim.
Jadi, berdasarkan hasil yang diperoleh masing-masing
kelompok dapat disimpulkan bahwa aktivitas enzim papain pada waktu pinyimpanan
24 jam kerja enzim papain akan terus meningkat. Namun pada waktu penyimpanan 72
jam dan 120 jam kerja enzim papain mulai menurun dan hasil minyak juga
berkurang karena lamanya waktu penyimpanan dan konsentrasi enzim yang mulai
menurun.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Semua
bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim
papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain
adalah buah yang masih muda.
2. Untuk
memisahkan cairan yang berat molekulnya berbeda dengan memasukkan krim santan
yang mengalami perlakuan pada alat sentrifuse.
3. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu : konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat, suhu, derajat keasaman (pH), pengaruh aktivator dan
inhibitor, kadar
air, zat penggiat, zat penghambat dan waktu.
4. Konsentrasi
enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, jadi apabila konsentrasi enzim
ditingkatkan maka kecepatan reaksi pun akan meningkat.
Saran
Pada
saat pengukuran kadar minyak sebaiknya menggunakan gelas ukur agar hasil minyak
dari krim santan kelapa sesuai dengan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Deman John, M. 1997. Kimia
Makanan. Guru Besar Dapertemen Ilmu Makanan.Ontario Agricultural
College.University of Guelph.Ontario Canada.
Fitriani,V.
2006.Getah Sejuta Manfaat.PT. Trubus Swadaya.Edisi April 2006.
Jakarta.
IPB,
Jurusan Teknologi Dan Pangan.2002. Enzim
Papain Dari Pepaya. Tekno Pangan Dan Industri Jurusan Teknologi Volume 1
Nomor 11.
Monti,
dkk.2000.Purification of Papain from Fresh Latex of Carica Papaya. Departamento de
Bioquimica e Tecnologia Quimica. Universidade Estadual Paulista. Brasil.
Tjitrosoepomo, 2004. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Purnomo. 2011. Mobilisasi Crude Enzim Papain Yang Diisolasi
Dari Getah Buah Pepaya (Carica papaya) Dengan Menggunakan Kappa Karagenan Dan
Kitosan Serta Pengujian Aktivitas.
Universitas Sumatera Utara.
Sudrajat,Yayat.
2002. Teknik Penghilangan Lapisan Kapur
Pada Teripang Pasir Menggunakan Enzim Papain. Buletin Teknik Pertanian
Volume 7 Nomor 2.
ka ijin copy ya laporan x
BalasHapusMakasih untuk artikel nya sabgas bagus dan bermanfaat terus berkarya
BalasHapus